Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menebar Kebaikan di Tengah Kesulitan


Setelah memarkir motor lawas keluaran tahun 2006 di lantai 2, saya berjalan perlahan menuruni anak tangga yang terbuat dari besi yang sudah mulai berkarat. Sebuah senyuman dilempar dari salah satu petugas parkir yang berjaga. Saya pun membalas senyumannya, meski dari balik masker. 


Perlahan saya mengintip ke arah jam tangan yang saya kenakan. Jarum jam masih berada di angka 07.25 pagi. Saya masih punya waktu untuk melangkahkan kaki sambil menikmati pemandangan yang tidak biasanya.

Ya, semenjak pandemi Virus Corona menyerang, beberapa warung makan di kawasan Kebon Kacang, Jakarta Pusat yang biasanya beroperasi, kini perlahan mulai tutup. Kawasan yang biasanya ramai oleh penduduk dan penghuni kosan, mulai tidak seperti dulu lagi. Suara gelak tawa muda mudi yang biasanya nongkrong di warung kopi pun sudah tidak terdengar lagi.

Menjelang pertigaan gang, saya mulai mengurangi ritme langkah kaki. Nampak pemandangan yang memilukan. Seorang kakek dengan memangku seorang putra yang nampak lusuh, tengah duduk sambil menengadahkan tangannya.

Saya pun merogoh saku yang di dalamnya masih ada sisa uang kembalian dari membeli bensin tadi. Tanpa rasa ragu, saya memberikannya pada sang kakek. Saat itu juga, ia pun mengucapkan terima kasih sambil mendoakan kebaikan. Semoga saja doanya diijabah ya kek!

Saya pun melanjutkan perjalanan menuju hotel tempat saya bekerja dan segera menaikkan ritme langkah kaki. Sinar mentari sudah mulai mengintip dari balik dedaunan yang rimbun. 

Pagi itu, arus kendaraan jalanan di Ibukota masih padat. Padahal sejatinya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tengah diterapkan. Bukan... Bukan karena kami tidak peduli dengan anjuran tersebut, melainkan urusan perut sejatinya lebih mendesak. Begitu pendapat sederhana saya.

Sebelum memasuki gerbang utama, petugas keamanan memeriksa tas yang saya gendong. Lalu berikutnya, petugas keamanan yang lain akan mengecek kondisi suhu badan dengan alat thermometer.


💚💚💚



Bagai buah simalakama, saya harus mengambil satu keputusan yang sulit. Di satu sisi, saya harus menafkahi keluarga, namun di sisi lain, saya menyadari risiko beraktivitas di luar rumah sangat tinggi.


Saya dan rekan-rekan lainnya yang tetap bekerja hanya membantu membersihkan seluruh area hotel, dibantu dengan staff dari divisi Housekeeping. Selain itu juga ada team dari Engineering yang mengawasi masalah listrik dan berbagai instalasi lainnya. Dan terakhir ada team dari Security yang selalu memantau keamanan di area hotel dan sekitarnya. Jadi ada tiga divisi yang tetap standby di hotel.

Berhubung tidak ada tamu yang check-in, ya artinya tidak ada revenue yang masuk. Seluruh karyawan dibayar setengah gaji, tanpa service charge. Tidak seperti biasanya. Kenyataan ini mau tidak mau harus saya terima dengan lapang dada. Saya tidak mau mengeluh dan juga tidak mau menyalahkan keadaan, karena tidak akan mengubah keadaan menjadi lebih baik.

Apa yang saya alami, mungkin juga dialami oleh banyak orang, terutama rekan-rekan seprofesi di bidang perhotelan. Pandemi ini telah memporakporandakan ekonomi. Banyak sektor terkena imbasnya, salah satunya adalah sektor pariwisata. 


Sebagai karyawan hotel level bawah, saya merasakan bagaimana dampak pandemi ini, karena hotel tempat saya bekerja sudah tidak beroperasi lagi sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan kondisi yang sangat sepi.

Perasaan was-was selalu menghantui saya, dan pastinya rekan-rekan lainnya. Bagaimana kalau saya membawa virus ketika pulang ke rumah. Saya juga tidak mungkin bekerja dari rumah, karena saya bukan karyawan kantoran yang bisa menyelesaikan pekerjaan cukup di rumah saja. Bagaimanapun juga, saya tetap berjuang mencari nafkah di tengah kondisi yang memprihatinkan.


Bagi saya tidak ada alasan untuk tidak bersedekah, walau penghasilan saya lagi pas-pasan. Karena di tengah wabah seperti ini, masih banyak orang yang nasibnya jauh lebih memprihatinkan dibanding saya. Sebut saja pedagang kecil, kuli bangunan, ojek online, penjual koran, supir angkot, hingga buruh harian. Tentu mereka lebih kesulitan lagi untuk mencari makan.

Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana nasib keluarga si buruh yang kehilangan pekerjaan karena di-PHK. Lalu nasib abang ojol yang sepi order atau mereka menyebutnya "anyep". Lalu bagaimana nasib kuli bangunan yang sudah tidak bisa lagi menafkahi keluarga mereka.

Saya selalu rutin mengikuti perkembangan wabah Virus Corona melalui televisi dan juga sosial media. Banyak pihak saling gotong royong membantu meringankan beban sesama. Ada yang beramal dalam bentuk uang, lalu ada juga yang membagi-bagikan sembako, masker, hand sanitizer, APD untuk para tenaga medis dan berbagai kebutuhan lainnya. Salah satu lembaga yang sangat aktif turut membantu di tengah wabah Virus Corona ini adalah Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa merupakan lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis (welas asih) dan wirasuaha sosial profetik. Tidak hanya untuk donasi saja, melalui Dompet Dhuafa, kita juga bisa berbagi zakat.

5 PILAR PROGRAM UTAMA DOMPET DHUAFA

Dompet Dhuafa berdiri pada tanggal 2 Juli 1993 melalui sebuah rubrik di halaman muka Harian Umum Republika dengan tajuk "Dompet Dhuafa" dibuka. Kolom kecil ini mengundang pembaca media untuk turut serta pada gerakan peduli yang diinisiasi Harian Umum Republika. Tanggal inilah yang kemudian ditandai sebagai hari jadi Dompet Dhuafa Republika. Kolom " Dompet Dhuafa" mendapat sambutan luar biasa. Kolom ini segera berjalan efektif dalam pengumpulan dana zakat dan donasi pembaca.

FITUR LAYANAN DOMPET DHUAFA

1. Jemput Zakat
Layanan jemput zakat memudahkan muzakki untuk membayar zakat. Petugas akan mendatangi rumah atau kantor dan mengonfirmasi pembayaran. Tidak hanya zakat, layanan ini juga diberikan untuk donatur yang ingin menyalurkan dana infak, sedekah dan wakafnya.

Layanan jemput zakat dapat digunakan oleh para donatur yang berada di wilayah Jabodetabek sebagai penunjang berzakat yang mudah dan efektif.

2. kalkulator Zakat
Dompet Dhuafa menyediakan layanan Kalkulator Zakat untuk memudahkan kita dalam menghitung jumlah zakat yang kita keluarkan, sehingga kita bisa menghitung besarnya zakat, penghasilan dan zakat maal yang wajib kita bayarkan.

3. Konfirmasi Donasi
Layanan ini memungkinkan kita untuk melihat data diri serta catatan keuangan. Transfaransi ini tentu akan memberikan kepercayaan serta kepuasan dari para donatur.

4. Konsultasi
Dompet Dhuafa juga menyediakan layanan konsultasi, sehingga kita juga bisa mengajukan pertanyaan seputar masalah donasi dan zakat.


Berbagi dengan sesama merupakan perwujudan rasa syukur kita kepada Allah atas segala nikmat-Nya. Rezeki yang Allah berikan kepada kita pada hakikatnya adalah milik Allah yang dititipkan kepada hamba-Nya. 

Diri ini sebenarnya tidak memiliki apa-apa, semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Berbagi dengan sesama sejatinya mencari keridhoan Allah serta mensucikan diri dan juga harta yang dimiliki. 

Di tengah pandemi seperti ini, bukan halangan bagi kita untuk tidak berbagi. Selalu ada jalan untuk menebar kebaikan. Kini berbagi bisa dilakukan secara online melalui Dompet Dhuafa. Saya pun tidak ingin melewatkan kesempatan baik ini. 

Kita bisa berbagi kebaikan secara online melalui Dompet Dhuafa bisa kita lakukan melalui website www.dompetdhuafa.org maupun aplikasi Dompet Dhuafa.

Saya memanfaatkan ponsel untuk berdonasi online melalui aplikasi Dompet Dhuafa. Ada banyak program donasi yang bisa kita pilih untuk membantu meringankan beban saudara kita yang terkena dampak pandemi Virus Corona.

Salah satu program donasi yang saya pilih adalah penyediaan tempat cuci tangan yang layak di tempat umum. Tujuannya adalah agar masyarakat bisa mencuci tangan ketika keluar rumah, sehingga bermanfaat untuk menangkal Virus Corona. 

Saya memilih program donasi ini, karena saya merasakan sendiri cukup kesulitan mencari tempat cuci tangan di tempat umum. Sekalinya ketemu, sudah tidak layak. Airnya tersedia, tapi sabun cuci tangannya sudah habis. Bahkan parahnya kita mungkin pernah mendengar berita kalau tempat cuci tangan dan hand sanitizer saja bisa hilang di tempat umum.

Di perkotaan saja terkadang sulit mencari tempat cuci tangan yang layak di tempat umum. Bagaimana dengan di pedesaan? Kasian kan para orang tua atau buruh yang ketika berada di tempat umum saat ingin mencuci tangan, tapi tidak tersedia.

Cara Berdonasi Online Lewat Aplikasi Dompet Dhuafa

Saya memutuskan untuk ikut berpartisipasi berdonasi online lewat Dompet Dhuafa. Caranya juga sangat mudah. Tinggal pilih salah satu program donasi, lalu pilih nominal, masukkan nama, alamat email dan nomor ponsel yang aktif. Setelah itu lakukan pembayaran melalui beberapa metode pembayaran yang tersedia. Selesai. Setelah donasi, nanti akan ada notifikasi melalui email dan juga nomor WhatsApp yang kita daftarkan saat berdonasi.




Sahabatiku, bersedekah tidak harus selalu dengan uang. Kalau memang demikian, berarti hanya orang yang banyak uang saja yang bisa bersedekah. Lantas bagaimana dengan mereka yang tidak punya banyak materi, tapi juga ingin bersedekah?

Kita bisa memberikan sedekah dengan berbagai macam bentuk, entah itu tenaga, pikiran, ide ataupun berupa non materi lainnya. Selama apa yang kita berikan bisa memberikan manfaat dan meringankan beban sesama. Bahkan di dalam agama Islam, senyum saja dinilai sebagai sedekah.

1. Tersenyum
Senyum merupakan bentuk sedekah paling mudah dan murah. Senyum adalah bagaimana kita mengekspresikan rasa yang kita alami kepada orang lain. Senyum juga merupakan tanda mulianya akhlak seseorang. Apalagi akhlak yang mulia merupakan amalan baik dengan timbangan yang berat di sisi Allah.

2. Menyingkirkan Duri di Jalan
Menyingkirkan atau membuang duri dari jalanan bisa diartikan sebagai upaya menghilangkan rintangan yang akan menimpa siapa saja yang akan melewati jalan tersebut. Duri atau rintangan tentunya bisa menimbulkan kecelakaan bagi siapa saja.

3. Memberi Bantuan Tenaga
Kita bisa memberikan bantuan berupa tenaga kepada yang membutuhkan, seperti gotong royong membersihkan lingkungan, membersihkan tempat ibadah, menjaga keamanan lingkungan (siskamling) dan lainnya.

Asyiknya bergotong royong dengan lingkungan sekitar, saya bisa saling mengenal dengan tetangga lainnya. Seperti kegiatan ronda atau siskamling yang saya ikuti di lingkungan rumah.

4. Mengajarkan Ilmu yang Bermanfaat
Mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada yang membutuhkan merupakan ladang pahala yang akan tetap mengalir meski telah meninggal dunia.

5. Memberi Makan Hewan
Bagikan beberapa potong daging atau ikan atau sisa makanan yang layak kepada kucing yang datang menghampiri kita. Atau bagikan beberapa potong roti kepada burung-burung.

Di sekitar tempat tinggal saya, ada banyak kucing liar lalu lalang. Tapi ada satu anak kucing lucu yang rutin mampir ke rumah. Saya pun sering membagikan makanan.



6. Berbagi Kebaikan Lewat Tulisan
Berbagi kebaikan juga bisa dilakukan melalui tulisan yang kita bagikan di blog. Buatlah artikel berbobot berupa kisah inspiratif yang mampu memotivasi pembaca, sehingga memberikan pengaruh yang positif.

7. Berbagi Kebaikan Lewat Sosial Media
Manfaatkan juga sosial media yang kita miliki untuk membagikan kutipan hadits sahih, kata-kata motivasi, kata-kata mutiara, nasihat, kisah inspiratif dan juga video inspiratif.

8. Saling Mendoakan Kebaikan Kepada Sesama
Mendoakan kebaikan terhadap sesama ternyata memiliki keutamaan yang sangat bermanfaat. Bahkan Allah secara khusus mengutus malaikat untuk menjaga. Secara tidak langsung, mendoakan kebaikan yang terbaik untuk orang lain berarti doa terbaik tersebut akan kembali kepada kita dan malaikat meng-amin-kan doa tersebut tentunya. Di sini terlihat jelas betapa Islam menghendaki umatnya untuk saling memupuk kasih sayang.


Sahabatku, kita semua tahu, kondisi di saat pandemi Virus Corona ini menyebabkan keadaan ekonomi terpuruk. Tidak sedikit ada dari saudara-saudara kita yang kesulitan untuk mencari nafkah. Maka dari itu, yuk kita bersedekah dengan kemampuan yang kita miliki. 

Jangan takut untuk berbagi, meski kondisi yang kita alami sama-sama susah. Bahkan nilai sedekah kita akan dianggap paling afdhol, sesuai dengan hadist Nabi berikut ini : 

Dari Abu Hurairah dan Abdullah bin Hubsyi Al Khots'ami, Nabi Salallahu 'Alaihi Wassalaam pernah ditanya tentang sedekah yang paling afdhol dan beliau menjawab, "Sedekah dari orang yang serba kekurangan." (HR Nasa'i).

Orang yang serba kekurangan kondisi sudah sulit. Namun, keluasan jiwanya tetap menuntut dirinya untuk berbagi kepada sesama. Memandang bahwa masih ada orang selain dirinya yang lebih membutuhkan daripada dirinya. Apa yang dimiliki dirasakan bahwa orang lain lebih membutuhkan.

Semoga artikel ini bisa memotivasi, tidak hanya untuk diri saya sendiri, namun juga pembaca sekalian bahwasanya bisa menular kepada yang lain, sehingga bisa memberikan banyak manfaat positif di dalam kehidupan kita. Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi. Tidak perlu menunggu waktu senang untuk menebar kebaikan.

Semoga bermanfaat.

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang Diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa"


56 komentar untuk "Menebar Kebaikan di Tengah Kesulitan"

  1. PSBB sebenernya simalakama, di ikutin gak makan (bagi orang kecil kayak saya), gak di ikutin was was juga..hemmm

    BalasHapus
  2. Bener Mas Hendra, masih banyak orang yang kondisinya mungkin lebih buruk dari pada kita, jadi kita memang seharusnya selalu besyukur. BTW, semoga pandemi ini segera berlalu.

    BalasHapus
  3. Suka banget di bagian Sahabatiku, bersedekah tidak harus selalu dengan uang. Bisa tersenyum, mengajarkan ilmu bermanfaat, berbagi lewat tulisan serta sosmed, dan saling mendoakan saja sudah menjadi sedekah. MasyaAllah.

    "Nikmat mana lagi yang ingin engkau dustakan?"

    Apalagi sekarang, Enak banget, dengan adanya dompet duafa bisa semakin membantu dalam berbagi kebahagian juga.

    BalasHapus
  4. Thaun ini benar-benar memukul seluruh sektor perekonomian dan tidak pandang bulu. Semoga tetap tawakal ya mas, sampai semua kondisi membaik dan situasi kondusif untuk kita semua pergi bekerja. Jadi keluarga di rumah juga tak perlu waswas. Kisahnya inspiratif mas. Berbagi kebaikan tak harus menunggu kaya. Kaya itu relatif dan tolak ukurnya beda-beda.

    BalasHapus
  5. @Alfan Ismail : Ya itu Mas, bagai buah simalakama, jadi serba salah. Semoga wabah Corona bisa segera berakhir ya aaamiiin

    BalasHapus
  6. @Anang Firman : Betul Mas, kita harus selalu bersyukur agar hidup selalu penuh berkah. aaamiiin

    BalasHapus
  7. @Talitha : Iya Mba sedekah memang banyak bentuknya, gak hanya urusan uang saja... Makasih sudah berkunjung

    BalasHapus
  8. @Mutia Ramadhani : Wah ini masih saudaraan sama Nia Ramadhani kah? Aaamiiin semoga semuanya cepat kembali seperti semula ya

    BalasHapus
  9. Bersedekah baik di waktu lapang maupun sempit. Jadi inget dengan nasihat ini. Sesempit apapun hidup, kalau ada niat sedekah insyaAllah bisa aja yah kak. Terimakasih inspirasinya

    BalasHapus
  10. semoga program dompet dhuafa benar2 bermanfaat ya kak untuk masy yg membutuhkan terlebih saat pandemi corona spti ini..

    BalasHapus
  11. MasyaAlloh banyak sekali yang terkena dampak dari wabah virus corona ini ya mas. Semoga wabah segera berlalu dan mas pemasukannya bisa seperti sedia kala. Betul setuju banget meski kesulitan berbuat baik dan menebar kebaikan harus selalu dijalankan agar kebaikan itu berbalik juga ke kita ya aamiin

    BalasHapus
  12. @Hujandijendela : aaamiiin, doa yang sama buat Mba dan semuanya. Semoga semua bisa kembali normal seperti semula ya

    BalasHapus
  13. @Jihan : Betul Mba. Terima kasih atas kunjungannya ya

    BalasHapus
  14. @Bayu Fitri : Insha Allah amanah Mba, karena sudah terbukti professional dan sudah ada sejak lama. Saya pun mempercayakan donasi saya lewat Dompet Dhuafa

    BalasHapus
  15. Alhamdulillah banyak dari masyarakat kita yang saling bahu membahu bersedekah menolong sesama di masa pandemi ini.

    BalasHapus
  16. Jika belum bersedekah, maka saat sekarang saling bantu dan tolong menolong sesama, berapapun itu nilainya pasti sangat besar bagi mreka kaum dhuafa

    BalasHapus
  17. Ya beginilah nasib buruh pabrik seperti saya, pabrik sudah tidak lagi beroperasi karena himbauan pemerintah untuk me'lockdown' semua kegiatan proses produksi demi memutus rantai penyebaran virus corona ini. Tapi alhamdulillah dari pihak pabrik masih diberi gaji walau hanya 50%, dengan gaji yang dikurangi tersebut semoga saja saya bisa ikut menebar kebaikan walau sedang dalam masa kesulitan.

    BalasHapus
  18. Wah, stay safe ya mas. Ikuti protokol kerja dan plg kerja dimasa pandemi ini.
    Saya kenal dompet dhuafa sejak lama, makin lama makin banyak kemajuan. Pastinya untuk menebar kebaikan. Makasih info2 nya

    BalasHapus
  19. Semoga semua lekas membaik. Selalu suka dengan tulisan-tulisan yang mengajak ke kebaikan

    BalasHapus
  20. Walau hanya dibayar setengah gaji dan tak ada insentif lain, tetap bersyukur ya Mas. Alhamdulillah masih ada pekerjaan. Semoga saja pandemi ini segera berlalu

    BalasHapus
  21. wah iya ni mas hendra sama kayak aku, tetep harus kerja saat virus corona makin mneyebar, untungnya ku kos sendiriam, pulang tak ketemu siapa2, jadi ga ada yg beresikoterpapar jika aku bawa virus,,

    beda sama mas hendra yg pulang hrus ketemu keluarga, pasti jauh lebih was was, sehat2 terus ya mas hen dan keluarga

    BalasHapus
  22. Menebar kebaikan saat situasi begini tentunya sangat membantu saudara sesama di tanah air. Dompet dhuafa ini memang bagus sekali untuk dijadikan wadah menyalurkan rezeki yang kita miliki apalagi fitunya juga membantu yha. Teman saya ada yang kerja disana dan biasanya dia pun remind ke teman-teman untuk terus sedekah gitu.

    BalasHapus
  23. Saya juga sering menggunakan kalkulator zakat di dhompet duafa untuk menghitung berapa zakat maal yang harus saya bayarkan. Lengkap banget fitur di websitenya

    BalasHapus
  24. @Maria8181 : Iya Mba, alhamdulillah banyak yang membantu di saat pandemi seperti ini.

    BalasHapus
  25. @NVQueen : Betul Mba, apalagi saat ini sedekah juga bisa dilakukan online, salah satunya bisa lewat Dompet Dhuafa loh...

    BalasHapus
  26. @Gatling_Gun : Alhamdulillah ya masih dapat gaji walau gak penuh... Semangat Mas!!

    BalasHapus
  27. @Kakilasak : Makasih Mas Sani... Stay safe juga

    BalasHapus
  28. @Elated : aaamiiin... Terima kasih sudah berkunjung ya

    BalasHapus
  29. @Nanik Nara : aaamiiin makasih Mba Nanik. Semoga semua bisa kembali normal seperti sedia kala

    BalasHapus
  30. @Rini : aaamiiin, semoga semua selalu sehat ya dan pandemi ini bisa segera berakhir secepatnya. Kalo ke kosan sih mending ya, gak khawatir menularkan ke keluarga..

    BalasHapus
  31. @Melalak Cantik : Wah senengnya ada yang remind soal sedekah, jadi semacam alarm ya Mba. Apalagi itu orang dalam di Dompet Dhuafa. Memang Dompet Dhuafa ini sudah berpengalaman untuk penyaluran berbagai donasi dan juga zakat.

    BalasHapus
  32. @Richha : Urusan bayar zakat jadi lebih mudah ya Mba, ngitungnya gampang, cara bayar zakatnya pun mudah lewat Dompet Dhuafa

    BalasHapus
  33. @Supadilah : Terima kasih Mas atas support. Saya selalu berusaha menjalani protokol kesehatan untuk kesehatan diri dan juga orang lain, terutama keluarga. Saat pulang ke rumah pun selalu jalani protokol kesehatan. Stay safe for everyone

    BalasHapus
  34. Tetap semangat dan semoga selalu sehat ya, Mas..Meski masih harus berjibaku pergi mencari nafkah di tengah pandemi ini. Terima kasih sudah berbagi inspirasi menbar kebaikan di tengah kesulitan. Memang tak hanya uang, kita bisa berbagi banyak kebaikan lain ada sesama

    BalasHapus
  35. Apa yang kita alami saat ini memang hampir sama dengan yang lain. Benar-benar sangat berasa. Semoga pandemi ini segera berlalu dan kita pun tetap berusaha berbagai di segala kesempatan untuk menebarkan kasih sayang dengan sesama.

    BalasHapus
  36. Berbagi itu sebenarnya mudah ya asal kita punya niat. Karena berbagi kebaikan banyak caranya. Semoga kita dimudahkan untuk berbuat baik. Aamiin

    BalasHapus
  37. Semangat, Mas, saya juga ikut gak jelas sumber pendapatannya ... saya freelancer di dunia penerbitan buku. Dalam kondisi biasa saja, orang enggan meniliik buku. Apalagi dalam kondisi separti saat ini.

    BalasHapus
  38. Alhamdulillah ternyata banyak jalan untuk berbagi kebaikan
    Bahkan jika itu hanya tersenyum ya
    Tapi kalau rejeki lebih, zakat jamgan dilupakan

    BalasHapus
  39. @Dian Restu : makasih atas support nya Mba. Dan semoga wabah ini segera berakhir ya aaamiiin..

    BalasHapus
  40. @Asih : aaamiiin.. terima kasih sudah berkunjung

    BalasHapus
  41. @Nyk : Betul Mba, sebenarnya berbagi itu mudah, asal kita liatnya dari sudut pandang yang lain juga. Kan berbagi tidak harus dalam bentuk uang, bisa dengan yang lainnya. aaamiiin semoga semuanya bisa kembali seperti semula ya

    BalasHapus
  42. @Agustina : semangat ya Mba. Kita semua dalam posisi yang sama. Semoga semuanya bisa kembali normal ya, aaamiiin

    BalasHapus
  43. @Pringadi : siap komandan. Berbagi itu sangat beragam, tinggal kitanya aja siap untuk melakukan nya atau gak

    BalasHapus
  44. Terkadang ketika saya merasa sulit, saya berusaha untuk melihat ke bawah, masih banyak orang yang lebih sulit dari saya. Rasanya pengen dibantu semuanya, tapi kita terbatas juga. Untunglah ada banyak lembaga filantropi yang bisa membantu mereka, salah satunya adalah Dompet Dhuafa

    BalasHapus
  45. @Fadli : yup betul banget Mas Fadli, kadang sesekali kita perlu melihat ke bawah, supaya kita tau apa yang mereka butuhkan. Untungnya ada Dompet Dhuafa, berbagi jadi lebih mudah dan praktis

    BalasHapus
  46. Membantu dalam kondisi lapang dan sempit. melalui apa saja. uang, tenaga, pikiran, dan lain-lain yang bermanfaat

    BalasHapus
  47. @Jejakruang : yup betul banget, berbagi kebaikan bisa lewat apa aja, gak perlu materi. Bisa di waktu luang atau sempit...

    BalasHapus
  48. Ditengah kesulitan ini membuat kita lupa untuk bersyukur. Dan kalau sudah tidak bisa mensyukuri pikiran pun menjadi runyam

    BalasHapus
  49. Memang program dari dompet dhuafa sangat bagus-bagus. kita sebagai generasi muda harus mendukungnya apalagi untuk orang yang sangat membutuhkan terlebih saat pandemi corona seperti ini

    (https://BeHangat.Com)

    BalasHapus
  50. lingkungan yg islami dan teman-tema yang tidak pelit dalam berbagi ilmu.Bukan hanya belajar menegnai digital marketing namun juga belajar mengenai hukum islam terutama tentang zakat dan juga belajar mengenai lingkungan kerja yang harus siap kapan pun terjadi bencana untuk menolong sesama.
    Membangun budaya kerja dengan kekeluargaan, Good Dompet Dhuafa

    BalasHapus
  51. Ramadan tahun ini kita benar-benar diuji ya, Mas. Sedih sekali rasanya. Tapi, akan selalu ada hikmah yang bisa dipetik. Salah satunya, dengan mewabahnya pandemi ini, kita jadi punya banyak kesempatan untuk berbagi, apa lagi momentumnya pun pas di bulan suci. Dan Dompet Dhuafa bisa menjadi opsi untuk kita menyalurkan donasi kepada mereka yang membutuhkan.

    BalasHapus
  52. @Agoes : Nah itu perlunya untuk selalu bersyukur di segala kondisi, biar pikiran ini terus relax dan hati pun tenteram, hehehe

    BalasHapus
  53. @Agung : Betul mas bro, Dompet Dhuafa sudah memberikan jalan kemudahan untuk kita dalam bersedekah dan berzakat, tinggal niat kitanya aja untuk melakukannya.

    BalasHapus
  54. @Mas Kholis : Iya betul Mas, Dompet Dhuafa selalu sigap terhadap segala situasi yang terjadi...

    BalasHapus
  55. @Firmansyah : Iya Mas, seluruh dunia sedang diuji sama Allah. Pasti ada hikmahnya, saya yakin kok. Meski kita juga sedang sama-sama susah menghadapi pandemi ini, alangkah lebih baiknya untuk tetap berbagi, karena di luar sana masih ada yang jauh lebih susah dari kita.

    BalasHapus
  56. Setuju sekali bagaimana nasib teman kita yang kena PHK dan ojol yang sepi orderan... Apabila kita memiliki rejeki lebih, ada baiknya berbagi kebaikan dengan menyisihkan uang untuk mereka yang membutuhkan baik dilakukan offline maupun online sama saja intinya berbagi

    BalasHapus