Difteri Paling Sering Muncul Saat Musim Kemarau?
Difteri, penyakit masa lalu yang sempat datang kembali, katanya paling sering muncul saat musim kemarau. Ungkap fakta tersebut lewat penjelasan ini.
Tahun 2017, penyakit difteri sempat mewabah di Indonesia hingga mendapat status kejadian luar biasa (KLB) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit menular dan mematikan ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium Diphtheriae.
Bakteri yang mampu merusak jaringan tubuh manusia, khususnya di bagian hidung dan tenggorokan itu katanya paling sering melakukan aksinya di musim kemarau. Lantas, benarkah begitu?
Menurut dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter, tidak benar bahwa penyakit difteri hanya tersebar saat musim kemarau tiba. Difteri bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun.
Penyakit tersebut tidak sama dengan demam berdarah dengue (DBD) yang umumnya mencapai puncaknya beberapa minggu setelah musim hujan. Jadi, difteri sangat bergantung pada ada atau tidaknya sumber penularannya.
Kembalinya penyakit difteri setelah sekian lama 'menghilang' bisa disebabkan oleh riwayat vaksin yang belum lengkap. Bila riwayat vaksin yang belum lengkap itu dikombinasikan dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun, maka terjadilah penularan.
Adapun beberapa cara penularan penyakit difteri, antara lain :
👉 Melalui percikan droplet (partikel air kecil) saat penderita bersin atau batuk yang kemudian dihirup oleh orang di sekitarnya melalui udara.
👉 Bersentuhan langsung dengan luka di kulit penderita.
👉 Dan lewat barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri penyebab difteri, seperti mainan, remote, tisu bekas penderita difteri yang tidak dibuang dengan benar, handuk, hingga alat makan penderita yang belum dicuci.
Ada pun beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko tertular penyakit difteri, yaitu sebagai berikut :
👉 Belum mendapat vaksin difteri
👉 Memiliki gangguan sistem imun tubuh (HIV/AIDS)
👉 Memiliki kekebalan tubuh yang lemah (biasanya dialami oleh anak-anak dan lansia)
👉 Tinggal di wilayah yang padat penduduk
Tidak peduli apa pun musimnya, mau musim hujan, musim kemarau atau musim pancaroba, penyakit difteri masih bisa muncul asalkan ada sumber penularannya. Jadi, lakukan pencegahan difteri dengan mendapatkan vaksinasi, selalu menjaga kekebalan tubuh dan tidak berinteraksi terlalu dekat dengan penderita difteri. Dengan begitu, risiko Anda untuk tertular pun semakin kecil.
Semoga bermanfaat.
Musim kemarau malah lebih rentan terkena penyakit difteri ya kang, harus lebih waspada ini mah, gak boleh lengah kalo gak mau sakit karena penyakit bisa datang kapan saja termasuk saat musim kemarau.
BalasHapusSkrng alhmd ya ampir setiap kota rumah sakit siaga difteri
BalasHapusMungkin dulu karena masih baru jadi warga nggak siaga
Difteri kalo udah kena ibu hamil bahaya utk janin yang dikandungnya... Semoga kita sehat selalu...
BalasHapuspenyakit begitu banyak ya ini , difteri dulu sangat susah ditangani untung sekarang sudah bisa ditangani
BalasHapusWah makasih banyak infonya mas, saya awam banget perihal penyakit difteri :"
BalasHapusUdah masuk musim kemarau kudu lebih hati2 lg sm penyakit difteri ini ya
BalasHapusWahhh, semoga kita dan keluarga kita semua selalu terlindungi dari difteri ya mas
BalasHapusJangan sampe kena deh
Amiinn
@AuL Howler : Aamiin ya Allah...
BalasHapus@Maman Achman : Betul Kang, kita gak boleh lengah, tetap menjaga pola makan dan kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
BalasHapus@Sopyan : Mungkin karena sudah tersedia lengkap alat dan tata cara penanganannya, jadi terbiasa
BalasHapus@Adi Pradana : Kena siapapun pasti berbahya, makanya perlu menjaga kesehatan dengan baik. Aamiin...
BalasHapus@Abd Kadir Rusdi : Sudah banyak pengetahuan yang berkembang seputar penyakit difteri ini, jadi sudah lebih waspada lagi untuk mengatasinya.
BalasHapus@Lucky Caesar : Sama-sama Mba, semoga bermanfaat
BalasHapus@Ella Fitria : Apapun musimnya, kita tetap harus waspada agar penyakit tidak mudah menyerang
BalasHapus