Gegeni, Aktivitas Menghangatkan Badan di Depan Pawon
Lebaran tahun 2018 ini, saya mudik ke kampung halaman istri di Tegal. Berhubung saya tidak bisa cuti menjelang lebaran, saya baru bisa mengambil cuti setelah Lebaran H+6. Sementara istri dan kedua anak saya sudah lebih dulu mudik sebelum Lebaran.
Perbedaan cuaca saya rasakan selama berada di Tegal. Cuacanya sangat dingin terutama saat malam menjelang pagi hari. Karena lokasi Desa istri tidak jauh dari kawasan wisata Guci, yang memang terkenal dengan cuacanya yang cukup dingin. Mau tidak mau, kondisi badan saya harus beradaptasi dengan cuaca dingin seperti ini.
Untuk mengurangi rasa dingin yang menembus kulit, kami harus memakai sweater dan kaos kaki, serta selimut ketika tidur. Terutama kedua anak saya yang masih kecil. Kasian mereka kalau sampai terkena flu atau masuk angin.
Menjelang pagi, cuaca bertambah dingin saja. Keadaan ini membuat saya bersin-bersin saat bangun di pagi hari. Dari salah satu artikel yang saya baca, penyebab bersin-bersin saat cuaca dingin bisa dikategorikan termasuk dalam rhinitis alergi yang muncul akibat tubuh (dalam hal ini hidung), terpapar oleh alergen seperti debu, bulu binatang, makanan dan lainnya.
Sebagian orang juga memiliki alergi dingin, baik karena udara dingin (misal AC, cuaca dingin pagi hari, kipas angin) ataupun air dingin. Keluhan rhinitis alergi akibat alergi dingin atau akibat alergen lainnya biasanya hampir mirip, antarai lain :
- Bersin-bersin keluar sekret (ingus) dari hidung yang berair dan berwarna bening
- Hidung gatal, kadang juga disertai mata, mulut, tenggorokan dan kulit terasa gatal.
- Mata berair, dan lainnya.
MENGENAL PAWON, TUNGKU TRADISIONAL MASYARAKAT JAWA
Untuk mengatasi rasa dingin di pagi hari, saya cukup menghangatkan badan di dapur. Bahkan kedua mertua saya menyarankan untuk melakukan "gegeni (baca : geugeuni)", alias menghangatkan badan dengan cara mendekatkan kedua tangan ke "pawon" di dapur. Hal ini juga biasa mereka lakukan untuk mengusir rasa dingin di pagi hari.
Pawon merupakan sebuah sebutan untuk dapur tradisional (di masyarakat Jawa) yang terbuat dari tumpukan bata sederhana dan menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya. Atau biasa disebut "hawu" (di masyarakat Sunda) atau disebut juga tungku.
Kata pawon berasal dari kata dasar "awu" yang berarti abu. Mendapat awalan "pa" dan akhiran "an", yang berarti tempat. Dengan demikian, pawon (pa+awu+an) merupakan tempat awu atau abu. Pada kenyataannya memanglah demikian, pawon memang tempat abu (sisa pembakaran kayu di tungku).
Mesikipun sudah memiliki kompor gas, kedua mertua saya justru masih melestarikan tradisi pawon yang secara perlahan sudah mulai ditinggalkan. Hal ini terlihat dari kondisi pawon yang masih cukup baik.
Aktivitas gegeni ini secara perlahan memang mampu mengusir rasa dingin saat cuaca dingin, terutama di pagi hari, apalagi kalau sambil nyeruput teh manis hangat dan pisang goreng, hmmmm, gegeni makin greget!
Posting Komentar untuk "Gegeni, Aktivitas Menghangatkan Badan di Depan Pawon"