Alasan Kartun Sinchan Bukan Untuk Anak-anak
Hahaha....
Ketawa dulu deh, daripada nulis postingan, nanti malah lupa ketawanya. Huff.. Sungguh suatu opening yang anti mainstream.
Ceritanya begini, seperti biasa hari Minggu adalah hari liburnya anak-anak, termasuk anak saya. Dan tayangan di TV (biasanya pagi hari doang) sedikit banyak didominasi sama acara untuk anak-anak, yakni film kartun. Hari Minggu anak-anak menang banyak. Tapi di hari-hari biasa, tayangan-tayangan nggak jelas dan nggak mendidik, semisal : manusia yang bisa berubah bentuk layaknya upil yang mampu berevolusi, manusia yang bisa naik naga tapi nggak bisa turun lagi dan tayangan sinetron nggak jelas lainnya mulai bermunculan.
Minggu pagi, anak saya selalu menunggu kehadiran kartun Doraemon, kartun lawas yang udah nongol dari jaman purbakala, dimana para alayer belum dilahirkan ke muka bumi.
Sebelum Doraemon, biasanya ada kartun Sinchan dong, seorang bocah TK yang bisa dibilang dewasa sebelum waktunya, karena tingkah pola dan perkataannya nggak memcerminkan seorang anak kecil banget. Justru film kartun ini malah lebih pantas untuk dikonsumsi sama orang dewasa, bukan anak-anak, itu menurut saya.
Picture taken from : http://jurnalotaku.kilatstorage.com/wp-content/uploads/2014/09/shinchan-dianggap-porno.jpg |
Baru juga liat kartun Sinchan 10 detik, udah ada adegan yang menurut saya sangat konyol, yang nggak patut ditiru sama anak kecil. Sebuah adegan dimana Sinchan memamerkan pantat. Sebuah adegan yang membuat saya mau menulis artikel ini. Sebuah adegan yang membuat anak saya keheranan. Oke!! Hal ini memang keliatannya agak berlebihan, tapi alangkah lebih bijak lagi kalau tingkah polanya dapat disesuaikan sama umur anak-anak yang nonton.
"Itu lagi ngapain Pah?"
"Kenapa anak kecilnya begitu?"
"Kenapa celananya dibuka?"
Pertanyaan itu datang bertubi-tubi dari anak saya, dimana saya nggak akan pernah nemu jawabannya sekalipun saya nyari di Google. Apalagi nyari di Mak Ijah. Saya pun berpikir sangat keras untuk menjawab sesuai kemampuan saya, sambil keringat mengucur, darah menetes dan upil berhamburan keluar. Oke Terlalu berlebihan!!.
Selain adegan memamerkan pantat kepada orang lain, Sinchan juga dituding kerap kali menggoda para wanita dewasa dan juga dialog didalamnya lebih didominasi seperti layaknya percakapan antar orang dewasa ketimbang dialog sesama anak-anak, sangat jauh dari film animasi lainnya, semisal : Upin dan Ipin, yang menghibur sekaligus mendidik.
Baca juga artikel : Film Animasi Rekomendasi Bagi Putra Putri Anda
Untuk orang dewasa sih nggak terlalu bermasalah, karena kita dapat menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Berhubung kartun Doraemon belum mulai, saya langsung ganti TV (maksudnya ganti channel).
Kabarnya sih kartun Sinchan ini termasuk beberapa kartun yang sempat dilarang tayang di Indonesia loh, selain Spongebob, Bima Sakti, The Simpsons dan Tom and Jerry. Tapi nggak fair juga kalau cuma film animasi aja yang dihapus, seharusnya tayangan sinetron yang nggak jelas dan nggak mendidik juga IKUT DIHAPUS LAH. Karena adegannya lebih parah ketimbang animasi-animasi diatas.
------
Ps. :
Jangan lupa beri tontonan yang layak buat putra putri Anda. Selalu dampingin putra putri Anda sewaktu nobar. Bukan hanya diliat dari segi hiburannya saja, melainkan juga nilai pendidikan dan pengetahuan didalamnya. Toh hasilnya juga buat si anak dan udah pasti yang merasakannya orang tuanya juga loh.
Dah segitu aja dulu, kalau ada komen dari teman-teman silahkan komen aja. Kalau ada yang nggak setuju, silahkan komen juga, lah wong Negeri kita kan menjunjung tinggi nilai demokrasi. Katanya sih begitu.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Alasan Kartun Sinchan Bukan Untuk Anak-anak"