Korelasi Antara Iklan Rokok Dan Remaja
Iklan merupakan gerbang promosi dari suatu produk. Tanpa adanya iklan, promosi produk akan terhambat atau lebih parahnya lagi, produk tidak akan dikenal oleh masyarakat luas dan ujung-ujungnya justru akan menyebabkan produk tersebut tidak laku di pasaran.
Kekuatan sebuah iklan
Jika melihat pengaruhnya, dampak iklan itu sendiri bisa positif maupun negatif, tergantung siapa audiensnya. Iklan memang dapat mempengaruhi perilaku konsumen terhadap merk yang diiklankan. Pengaruh iklan pada perilaku konsumen ini sangat variatif, mulai dari mendorong konsumen untuk mencari produk yang dimaksud, sampai dengan mendorong orang yang sebelumnya tidak loyal menjadi loyal. Demikian seperti yang saya kutip dari Marketing.co.id.
Iklan rokok di berbagai media, baik elektronik maupun cetak sangatlah gencar dilakukan oleh produsen-produsen rokok. Dengan latar gambar sosok pria yang terlihat gagah sambil menunggang kuda atau bahkan sosok pria yang berhasil menaklukan alam, tentu akan memberi kesan sebagai pria gagah, pria macho atau apalah namanya... Yang penting kesan macho dan gagah paling diutamakan. Maka jangan heran bila jumlah perokok akan terus meningkat (khususnya generasi muda), yang berasumsi bila menghisap sebatang rokok, maka ia akan terlihat seperti yang digambarkan oleh iklan tersebut, macho dan gagah, tidak terkesan seperti banci dan cemen bila tak merokok! Itu menurut pendapat mereka. Sungguh suatu persepsi yang sangat keliru.
Remaja dan anak-anak adalah sasaran iklan rokok
Pemahaman yang masih rendah akan bahaya merokok, sikap tak perduli akan kesehatannya dan faktor lingkungan menyebabkan banyak dari generasi muda zaman sekarang sudah berani untuk menghisap rokok. Selain itu faktor iklan rokok yang tayang di berbagai media turut ikut andil dalam menyesatkan para remaja dan anak-anak yang mengasosiasikan rokok dengan citra keren, gaul, percaya diri, setia kawan dan macho. Hal ini dinilainya merupakan rangkaian diseminasi pesan sistematis dan taktik pemasaran yang menyesatkan. Demikian laporan dari Tempo.co.
Sebagian besar (68,8%) perokok mulai merokok sebelum umur 19 tahun, saat masih anak-anak atau remaja. Rata- rata umur mulai merokok yang semula 18,8 tahun pada tahun 1995 menurun ke 18,4 tahun pada tahun 2001. Survey yang saya kutip dari Liza Herbal.
Kampanye iklan imbauan terbaru versi Pemerintah
Pemerintah sekarang telah merevisi gambar pada iklan rokok yang mulai tayang per tanggal 10 Oktober 2014. Seperti yang saya kutip dari Okezone.com. Coba Anda lihat iklan rokok terbaru, baik melalui media elektronik maupun cetak, semuanya berganti gambar dengan latar sosok penderita kanker tenggorokan. Bukan lagi sosok yang menggambarkan pria gagah dan macho.
Saya tahu tujuan perubahan gambar pada iklan rokok tersebut pasti baik adanya. Demi untuk kesehatan masyarakat luas. Semoga saja.
Penyebaran iklan imbauan yang baru ini, diharapkan banyak membantu mengubah image masyarakat terhadap rokok, khususnya para remaja dan anak-anak.
Sebuah lembaga yang bernama World Lung Foundation (WLF), mendukung penuh langkah Indonesia dalam kampanye iklan imbauan ini, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi besar di dunia yang sepertiga masyarakatnya masih merokok. "Itu artinya 100 juta orang Indonesia adalah perokok". Kata Peter Baldini, CEO dari World Lung Foundation (WLF). Masih kutipan dari Okezone.com.
Dampak iklan rokok bagi masyarakat luas
Kehadiran iklan rokok di berbagai media, tidak berdampak langsung terhadap masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak, namun bukan berarti iklan rokok tersebut tidak menjerat generasi muda tersebut sama sekali. Yang berdampak langsung justru adalah : pengaruh faktor lingkungan yang negatif dan pergaulan. Iklan rokok hanyalah sebagai "penyemangat" bagi para perokok aktif. Itu menurut pandangan sederhana saya.
Dan Anda tahu fakta di lapangan, bahwa sebagian besar perokok aktif akan berhenti total dari merokok ketika mereka merasakan sakit yang diakibatkan oleh rokok. Intinya mereka gak akan pernah berhenti merokok sampai benar-benar merasakan sakit. Silahkan cek di artikel saya : Kapokmu Kapan???.
Dan Anda tahu fakta di lapangan, bahwa sebagian besar perokok aktif akan berhenti total dari merokok ketika mereka merasakan sakit yang diakibatkan oleh rokok. Intinya mereka gak akan pernah berhenti merokok sampai benar-benar merasakan sakit. Silahkan cek di artikel saya : Kapokmu Kapan???.
Yuk selamatkan generasi muda kita dengan cara dukung pemerintah dengan terus mengkampanyekan bahaya merokok, tidak hanya melalui iklan imbauan rokok, namun setiap dari kita saling menasehati satu sama lain bahwa merokok itu bener-bener merusak kesehatan, merugikan, lebih banyak mudharatnya, tidak ada manfaatnya sama sekali dan memiliki sifat boros beli rokok mulu, sudah dibeli malah dibakar (MUBAZIR)....
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan". (QS. Al-Israa' ayat 26-27)
Posting Komentar untuk "Korelasi Antara Iklan Rokok Dan Remaja"