Kenaikan Harga BBM
Kenaikan harga bahan bakar minyak alias BBM di negeri Indonesia tercinta ini, selalu mengundang berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Meskipun gak pake undangan tertulis, namun banyak yang datang untuk menghadiri demo menolak kenaikan harga BBM ini. Karena bukan tanpa sebab, setiap kenaikan harga BBM pasti diiringi pula dengan kenaikan tarif angkutan umum. Kalo tarif angkutan umum sudah pada naik, otomatis harga sembako juga ikut-ikutan naik, cuma Yadi Sembako saja satu-satunya sembako yang gak ikutan naik :-).
Dampak kenaikan harga sembako sudah barang tentu berimbas kepada kenaikan jatah uang belanja. Justru yang lebih berbahaya lagi bila jatah uang belanja gak ikutan naik, akan berdampak pada turunnya pasokan jatah ranjang kepada sang suami. Hal ini justru berbahaya bagi stabilitas keimanan seorang suami dimana pun berada.
Sumber foto : kataucapan.me |
Sedangkan gaji bulanan sang suami belum tentu ikutan naik juga. Tergantung besarnya demo dan kebijakan Pemprov masing-masing daerah.
Hal ini akan menyebabkan dua demonstrasi dengan tema berbeda. Di tingkat nasional banyak di gelar demo dengan tema : Turunkan Harga BBM. sedangkan di beberapa wilayah di gelar demo dengan tema : Naikkan Upah Buruh. Hmmm... Bagai buah simalakama yaa...
Pada setiap awal kenaikan BBM, kalangan masyarakat menengah ke bawah akan selalu dibuat morat marit, bingung, galau dan gundah gulana menyikapi kenaikan-kenaikan yang akan segera menyusul setelah kenaikan BBM tersebut. Namun lama-lama justru masyarakat kita akan terbiasa menghadapi harga-harga yang serba naik.
Banyak dari ibu rumah tangga yang ikut-ikutan membantu mencari nafkah untuk menambah penghasilan. Biasanya membuka usaha kecil-kecilan. Bisa berupa warung kelontong, bisnis online, penjualan pulsa elektrik maupun jajanan olahan Home Made, alias jajanan buatan sendiri. Tujuannya tak lain adalah demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Atau lebih tepatnya untuk menambah uang belanja. Dan membantu meringankan beban sang suami tercinta.
Menyikapi kenaikan harga BBM, banyak bermunculan profesor-profesor dadakan yang berhasil menciptakan bahan bakar yang terbuat dari bahan-bahan yang tak lazim. Seperti dari umbi-umbian, air, bahkan dari gas batangan sekalipun. Itulah uniknya negeri ini.
Ada satu fenomena menarik, di tengah masyarakat yang kondisinya katanya sedang morat marit alias ekonominya sedang pas-pasan, belum pernah kita jumpai demo besar-besaran menolak kenaikan harga rokok. Yang notabene harga rokok juga ikut-ikutan naik.
Seolah sebagian masyarakat, khususnya penikmat rokok lebih legowo dalam menyikapi kenaikan tarif rokok naik ketimbang tarif BBM naik.
Posting Komentar untuk "Kenaikan Harga BBM"