Jalan-Jalan Ke Kota Tua Jakarta
Sedikit meniru gaya hidup orang-orang berduit yang suka dengan aktivitas traveling, saya pun turut ikut ingin sedikit menirunya. Tapi tentu saja bukan ke tempat-tempat yang WAH apalagi sampai menghabiskan uang jutaan. Yang terpenting adalah kebersamaan bersama keluarga dan tentu saja refreshing dari rutinitas harian.
Tujuan kali ini jatuh pada sebuah tempat yang berada di wilayah sebelah barat kota Jakarta. Tepatnya kawasan Kota Tua. Karena saya belum pernah kesini dan penasaran dengan kawasan Kota Tua.
Koleksi mobil tua di kawasan Kota Tua. Nggak tahu kenapa semuanya ditutupin sama cover? |
Gedung Pos Indonesia yang berdiri persis di depan Museum Fatahillah |
Salah satu sudut Kota Tua |
Minggu (12 Oktober 2014), saya mengajak anak serta istri saya berangkat dari Cirendeu (Tangerang Selatan) pukul 08.00 pagi. Kami menggunakan sepeda motor. Berhubung hari Minggu, jalanan yang kami lewati sepi dan nggak ada kemacetan yang berarti.
Sampai di kawasan Kota Tua sekitar pukul 09.00. Dari kejauhan, nampak beberapa juru parkir melambai-lambaikan tangan kearah para pengendara motor. Termasuk kearah motor saya. Saya pikir tukang parkir itu menyerah, eh ternyata itu tanda bahwa mereka menawarkan tempat parkir yang masih bisa digunakan untuk parkir motor. Jangan kaget, tempat parkirnya hanyalah sebuah pelataran kecil trotoar yang muat hanya untuk beberapa unit motor saja. Cukup membayar parkir Rp. 3.000 saja untuk sekali parkir sepuasnya. Saya juga nggak tau apakah itu tempat parkir resmi atau bukan.
Sejarah Singkat Kota Tua
Sebelum menjelajahi lebih jauh mengenai kawasan Kota Tua ini, ada baiknya kita sedikit mengetahui sejarah singkat Kota Tua.
Pada zaman penjajahan Belanda tahun 1620, kawasan ini dibangun oleh VOC dan dinamakan Batavia. Sebagai bentuk penghormatan atas leluhur bangsa Belanda, Batavieren. Kota ini dibangun dengan gaya khas Belanda Eropa lengkap dengan benteng (Kasteel Batavia), dinding kota dan kanal.
Pada tahun 1650 kota Batavia selesai dibangun dan menjadi kantor pusat pemerintahan VOC. Namun pada tahun 1942, pada saat pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta.
Pada tahun 1972, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin meresmikan Kota Tua sebagai sebuah situs warisan.
Namun seiring perkembangannya, kawasan Kota Tua telah menjadi tempat wisata yang cukup menyenangkan untuk dikunjungi dengan latar bangunan-bangunan tua khas peninggalan zaman Belanda. Dan harga tiket masuk menuju Museum-Museum yang ada di kawasan Kota Tua sangatlah terjangkau.
Jalur Menuju Kota Tua
Kebetulan sekali setiap hari Minggu, kawasan Sudirman - Thamrin ditutup karena bertepatan dengan Car Free Day, alias hari bebas kendaraan bermotor. Mulai dari jam 06.00 - 11.00. Terpaksa saya lewat jalan alternatif. Yakni lewat Pondok Indah - Pejompongan - Tanah Abang - Cideng Barat - KH. Moh. Mansyur - Pasar Pagi Flyover - Kota . Dengan mengandalkan navigasi dari Google Maps di hape Sony Xperia C saya, Alhamdulillah akhirnya kami pun tiba di lokasi.
Selain jalur yang saya lewati tersebut, sebenarnya masih banyak jalur yang dapat teman-teman lalui untuk menuju kawasan Kota Tua, bila jalur Sudirman - Thamrin ditutup.
Batas Jalur Car Free Day
Car free day atau hari bebas kendaraan bermotor yang diadakan setiap hari Minggu di kota Jakarta memiliki area batas tertentu.
Berikut adalah daftar ruas jalan di Jakarta yang mengadakan car free day, seperti yang saya kutip dari Wikipedia :
1. Seluruh kota administratif / tingkat provinsi Jl. Jenderal Sudirman sampai Jl. MH. Thamrin (dari persimpangan Thamrin - Medan Merdeka Barat sampai dengan Bundaran Senayan).
2. Jakarta Pusat : Jl. Letjend Suprapto (dari persimpangan Cempaka Mas sampai dengan persimpangan FO Galur).
3. Jakarta Selatan : Jl. Sisingamangaraja (dari Bundaran Senayan sampai persimpangan CSW), Jl. Warung Jati Barat (dari persimpangan Mangga Besar sampai persimpangan Pejaten Village).
4. Jakarta Barat : Kota Tua Jakarta.
5. Jakarta Timur : Jl. Pemuda (persimpangan Arion sampai persimpangan Pemuda-Bekasi Raya).
6. Jakarta Utara : Jl. Danau Sunter Selatan (dari persimpangan Danau Sunter Utara - Selatan sampai persimpangan Danau Sunter Selatan - Barat).
Area Kota Tua
Kawasan Kota Tua terdiri dari bangunan-bangunan tua dan juga Museum, diantaranya : Museum Sejarah Jakarta atau lebih dikenal Museum Fatahillah (bekas Balai Kota Batavia, kantor sekaligus kediaman Gubernur Jenderal VOC), Museum Wayang, Museum Bank Mandiri dan Museum Seni Rupa dan Keramik (bekas Pengadilan Batavia).
Lihat gambar berikut :
Sebagian area kawasan wisata Kota Tua |
Seluruh area Kota Tua dapat teman-teman tempuh dengan menggunakan sepeda motor, jalan kaki (sebaiknya jangan deh, capek plus jauh) dan menyewa sepeda ontel. Khusus untuk sepeda ontel cukup membayar Rp. 20.000/sepeda/jam tanpa seorang guide, kalau teman-teman membutuhkan seorang guide, akan dikenakan biaya tambahan.
Jejeran sepeda Ontel yang siap mengantarkan untuk mengelilingi kawasan Kota Tua |
Museum Wayang
Museum Wayang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin |
Waktu itu saya hanya menyempatkan untuk berkunjung ke museum Wayang. Harga tiket masuknya pun cukup murah.
- Dewasa = Rp. 5.000
- Mahasiswa = Rp. 3.000
- Pelajar/anak-anak = Rp. 2.000
- Mahasiswa = Rp. 3.000
- Pelajar/anak-anak = Rp. 2.000
Buka dari hari Selasa - Minggu mulai pukul 09.00 - 15.00. Khusus hari Senin dan hari libur nasional, Museum tutup.
Khusus untuk Anda : Yuk Booking Hotel Di Malang. Murah Dan Dapet Diskon Pula!
Khusus untuk Anda : Yuk Booking Hotel Di Malang. Murah Dan Dapet Diskon Pula!
Koleksi wayangnya sangat lengkap, mulai dari wayang lokal sampai wayang mancanegara dapat ditemui di Museum ini. Didalamnya juga terdapat pagelaran wayang, mirip seperti bioskop dengan suasana yang sangat sejuk dan nyaman.
Teater pertunjukan seni wayang yang sejuk dan nyaman |
Koleksi wayang golek, wayang Unyil dan wayang dari China |
Ada koleksi Gamelan juga loh |
Interior yang nyaman di dalam Museum Wayang |
Ada koleksi wayang yang dibuat dari bambu juga loh |
Mejeng bareng dua wayang raksasa. Ada yang tahu siapa nama wayang tersebut?? |
Atraksi Debus dan Manusia Patung
Selain berjejeran bangunan-bangunan tua dan Museum, di kawasan Kota Tua juga dapat teman-teman temui manusia patung yang sudah cukup terkenal. Mulai dari yang berpakaian tentara warna hijau, hitam maupun putih. Dan ada juga Noni Belanda berpakaian serba putih. Kalau teman-teman mau berfoto bersama manusia patung tersebut, jangan lupa untuk memberikan sumbangan seikhlasnya yaa. Mereka kan cari makan juga. Khusus untuk anak-anak dapat pula berpose dengan badut lucu dari tokoh kartun, seperti Spongebob, Hello Kitty, Doraemon, Winnie The Pooh maupun Masha.
Pengunjung yang berpose bersama badut Doraemon |
Pada saat kami kesana, kebetulan sekali ada pertunjukkan seni Debus yang sangat terkenal. Tepat di pelataran depan Museum Fatahillah. Tapi saya rasa nggak cocok dilihat oleh anak-anak lecil, saya pun cuma lewat saja, tanpa melihat pertunjukkannya.
Kuliner Sekitar Kota Tua
Cafe Batavia persis di depan Museum Fatahillah |
Bagi teman-teman yang ingin menikmati kuliner, terdapat Cafe Batavia maupun Restoran Kopitiam. Mengenai masalah harga, tentu saja harga makanan dan minumannya diatas rata-rata. Tapi jangan khawatir, di sekitar kawasan Kota Tua juga banyak pedagang-pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman dengan harga yang relatif murah loh.
Transportasi Menuju Kota Tua
Banyak cara dan gaya untuk menuju kawasan Kota Tua ini.
1. Menggunakan Kendaraan Pribadi
Banyak sekali rute yang bisa dilalui untuk menuju ke kawasan Kota Tua. Namun jalur yang paling mudah adalah melalui jalur Sudirman - Thamrin. Atau teman-teman dapat memanfaatkan fasilitas Google Maps lewat gadget.
2. Menggunakan Kendaraan Umum
Terminal Blok M
- Dari halte busway terminal Blok M naik bus Trans Jakarta jurusan Kota. Turun di halte Kota. Jalan dikit ke arah Kota Tua.
Terminal Kalideres
- Dari halte busway terminal Kalideres naik bus Trans Jakarta jurusan Harmoni, turun di halte Harmoni. Lalu ganti naik bus Trans Jakarta yang jurusan Kota.
Terminal Kampung Rambutan
- Dari terminal Kampung Rambutan naik Mayasari Bakti AC 70, Kp. Rambutan - Tanah Abang, turun di Sarinah. Lalu masuk ke halte busway Sarinah, naik bus Trans Jakarta jurusan Kota.
Terminal Lebak Bulus
- Dari terminal Lebak Bulus (sekarang pindah ke Pondok Cabe) naik Kopaja 86 jurusan Lebak Bulus - Kota, lalu turun di Kota Tua.
Terminal Pulo Gadung
- Dari terminal Pulo Gadung naik Mikrolet 53 jurusan Pulo Gadung - Kota, lalu turun di Kota Tua.
Terminal Rawamangun
- Dari terminal Rawamangun naik Metromini 03 jurusan Rawamangun - Senen, lalu turun di Senen. Dari Senen naik salah satu : Kopami 02 jurusan Senen - Muara Karang atau Mikrolet 12 jurusan Senen - Kota, lalu turun di Kota Tua.
Terminal Tanjung Priok
Terminal Rawamangun
- Dari terminal Rawamangun naik Metromini 03 jurusan Rawamangun - Senen, lalu turun di Senen. Dari Senen naik salah satu : Kopami 02 jurusan Senen - Muara Karang atau Mikrolet 12 jurusan Senen - Kota, lalu turun di Kota Tua.
Terminal Tanjung Priok
- Dari terminal Tanjung Priok naik Mikrolet 15/15A jurusan Tanjung Priok - Kota, lalu turun di Kota Tua.
Bekasi
- Dari stasiun Bekasi naik KRL jurusan Jakarta Kota, lalu turun di stasiun Kota, kemudian jalan sedikit ke arah Kota Tua.
Bogor/Depok
- Dari stasiun Bogor/Depok Baru naik KRL jurusan Jakarta Kota. Turun di stasiun Kota, lalu jalan sedikit ke arah Kota Tua.
Tangerang
- Dari Cimone/Karawaci naik Mayasari Bakti AC 33 jurusan Cimone - Kota, lalu turun di Kota.
Bagaimana, teman-teman tertarik untuk mengunjunginya? Kalau misalkan nggak capek, bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Ancol untuk sekedar melihat-lihat pantai loh.
Khusus untuk Anda : Booking Hotel Murah Di Yogyakarta Di Sini
Khusus untuk Anda : Booking Hotel Murah Di Yogyakarta Di Sini
Saya rasa cukup sekian artikel edisi jalan-jalan kali ini. Lain waktu saya sambung lagi dengan artikel jalan-jalan lainnya.
Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Jalan-Jalan Ke Kota Tua Jakarta"