Mengenang Tragedi Situ Gintung
Sewaktu kejadian jebolnya tanggul danau Gintung (Jum'at, 27 Maret 2009), kebetulan sekali saya lagi silaturahmi ke tempat orang tua saya di daerah Pondok Labu. Kamis sore (26 Maret 2009), saya beserta istri dan anak saya sudah berada di tempat orang tua. Sampai Jum'at pagi pun saya belum dengar kabar jebolnya danau Gintung. Malahan saya sendiri baru dapat kabar sewaktu ditelepon dari teman kantor (saya lagi off 2 hari) yang menanyakan keadaan saya sesaat setelah tanggul jebol. Saya kaget bukan main setelah dikabarin dan langsung saja saya melihat tayangan di tv. Hampir seluruh tv menayangkan berita yang membuat banyak orang terkejut. Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun....
Kondisi danau yang sudah mengering.
Air danau sudah habis.
Rekan sekantor saya mengira rumah saya terkena air "bah" danau Gintung. Memang saya tinggal di daerah Cirendeu. Jarak dari rumah ke Situ Gintung hanya sekitar 5-7 menit. Sangat dekat memang. Saya pun baru satu kali berkunjung ke Situ Gintung sebelum jebol. Lihat artikel : Wisata ke Situ Gintung.
Danau seluas 21,4 ha ini dibangun sejak tahun 1932 - 1933. Fungsi awal waduk sebenarnya sebagai tempat untuk menampung air hujan dan mengairi ladang pertanian sekitarnya. Saya juga gak tau gimana ceritanya sekarang bisa menjadi tempat permukiman yang padat di sekitar danau. Yang menurut saya seharusnya netral dari permukiman penduduk. Mengingat kondisi danau Gintung ini lebih tinggi dari pada kawasan permukiman. Dan parahnya lagi, tanggul pun belum pernah sekalipun di renovasi semenjak zaman Belanda sob. Pantas saja tanggulnya jebol, selain struktur bangunan yang semakin rapuh, ditambah guyuran hujan yang terus menerus sebelum jebol. Jadi ya tumpahlah air danau sebanyak 2,1 juta liter kubik menimpa permukiman padat penduduk di bawahnya.
Ada satu keajaiban dan kebesaran Allah, satu-satunya bangunan yang tidak roboh saat kena air bah hanya bangunan masjid Jabal Ar-Rahmah. Masjid tersebut masih berdiri kokoh di saat bangunan lainnya telah rata dengan tanah akibat terjangan air. Subhanallah...
Sebagian warga yang akan melaksanakan sholat Subuh di masjid tersebut diselamatkan oleh Allah. Dan juga banyak warga yang berlindung di dalam masjid tersebut yang selamat dari terjangan air.
Sebagian warga yang akan melaksanakan sholat Subuh di masjid tersebut diselamatkan oleh Allah. Dan juga banyak warga yang berlindung di dalam masjid tersebut yang selamat dari terjangan air.
Eh ternyata ada Posko Relawan FPI sudah sampai lebih dulu.
Lebar tanggul yang jebol sekitar 30 meter. Tingginya 6 meter. Istri dan keluarga saya sempat datang hari Sabtu (28 Maret 2009) langsung ke lokasi jebolnya tanggul, tapi saya tidak bisa ikut karena pekerjaan. Sesaat setelah tanggul jebol pun saya masih belum sempat datang ke lokasi. Karena situasi yang tidak mendukung, selain lokasi sangat ramai penuh dengan orang-orang yang datang melihat - lihat, lokasi pun masih di guyur hujan yang masih belum juga berhenti.
Berhembus kabar kalau di sekitar lokasi memang sering di jadikan tempat mesum pasangan muda-mudi yang berpacaran. Memang di sekitar lokasi danau masih banyak kebon kosong yang sering dipakai untuk "esek-esek". *esek-esek kok di kebon, memang nggak digigitin nyamuk ya!?
Setelah tanggul jebol yang memakan korban (mencapai sekitar 90-an jiwa lebih), baru deh tanggul di renovasi (ciri khas Indonesia, nunggu korban berjatuhan dulu, baru renovasi). Saya sudah mengunjungi situ gintung dengan "wajah baru", tanggulnya sekarang sangat kokoh dan telah di bangun pula monumen untuk mengenang tragedi ini.
Mudah-mudahan tidak akan ada lagi tragedi Gintung yang lainnya. Cukup hanya Situ Gintung sebagai pelajaran dan teguran dari Allah untuk kita renungkan bersama.
GAMBAR : 1
Danau Gintung Sebelum Tanggul Jebol |
Danau Gintung Setelah Tanggul Jebol |
GAMBAR 2 :
Danau Gintung Setelah Tanggul Jebol |
Kutipan :
Telah terjadi keanehan atau keajaiban atas tragedi jebolnya dam danau Situ Gintung Tangerang pada hari Jumat tgl 27/03/09 jam 04.30. Peritiwa itu terjadi saat berakhirnya azan subuh : ashsholatu khoirum minannauum (shalat lebih baik daripada tidur) yang berkumandang di sebuah masjid al jabal rahmah. Masjid itu lokasinya persis dilewati air bah. Tetapi subhanallah, ternyata air dibelokkan oleh Allah SWT. Masjid tetap berdiri tegar utuh. Masjid luput dari terjangan air danau Situ Gintung yang jebol. Ini suatu isyarat agar ditegakkan shalat subuh berjamaah di masjid. Sayang kebanyakan orang masih tidur. SABILI
Posting Komentar untuk "Mengenang Tragedi Situ Gintung"