Ketika Mitos Telah Mendarah Daging
Pasti kalian tahu dong yang namanya mitos, itu tuh, yang katanya cerita rakyat yang berasal dari nenek moyang atau para orang tua tempo doeloe secara turun temurun. Padahal ceritanya pun belum tentu dapat diterima kebenarannya secara logika loh.
Sewaktu kecil doeloe saya pun sering mendapatkan suguhan mitos ditengah-tengah keluarga. Entah siapa yang awalnya memulai mitos ini secara turun temurun. Tanggapan saya sewaktu kecil pun gak bisa di pungkiri, ada sedikit rasa percaya pada apa yang dikatakan oleh orang tua saya. Tanpa pernah mengecek kebenarannya dari sisi agama. Yah namanya juga anak kecil. Ibarat dikasih permen (sekarung) langsung nurut.
Namun seiring perkembangan waktu berjalan, maka ketika saya beranjak dewasa dan mulai mampu membedakan mana cewek mana cowok dan mana uang seratus ribuan mana uang dua ribuan, lantas saya pun perlahan mencari pembenaran (mengedepankan logika) terhadap segala cerita mitos tersebut.
Lebih dulu saya suguhkan contoh beberapa mitos yang sudah terlanjur ngetop di tengah-tengah masyarakat. Diantaranya adalah :
- Kalau makan harus dihabiskan, kalau gak habis, nanti dapat jodohnya jelek loh.
- Jangan makan didepan pintu, nanti jodohnya jauh.
- Jangan keluar rumah (keluyuran) jika dalam waktu dekat mau menikah, nanti akan mendapat musibah.
- Jangan nyapu lantai separo-separo, nanti dapat jodohnya jelek.
- Jangan foto bertiga, nanti salah satunya akan pergi meninggalkan kita (baca : meninggal) lebih dulu, terutama yang foto ditengah.
- Jika kejatuhan cicak, maka pertanda kita akan tertimpa sial.
- Jangan memotong kuku dimalam hari, karena akan mengundang kematian pada salah satu anggota keluarga kita.
- Bayi bila sering sakit-sakitan, maka konon namanya harus segera diganti.
Dan lain sebagainya...
Sebenarnya masih sangat banyak mitos yang lainnya yang gak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Mitos sepertinya sudah mendarah daging ditengah-tengah masyarakat.
Sudah sepatutnya bagi umat Islam, haruslah menyikapi hal ini dengan positif dan bijak. Karena semua yang berkehendak adalah Tuhan. Kalaupun pas kejadiannya seperti itu, yakinlah itu hanya suatu kebetulan belaka. Semua sudah menjadi takdir-Nya.
Di dalam Islam, hal ini disebut "Thiyarah" atau "Tathayyur" yang artinya menganggap sial karena sesuatu. Hal ini justru lebih mendekatkan diri kita kepada perbuatan syirik. Na'udzubillahi Min dzalik....
Jadi kembali kepada pendapat diri pribadi masing-masing. Terserah Anda mau percaya mitos atau tidak? Anda sendirilah yang memegang kunci jawabannya. Toh saya hanya sekadar menyampaikannya.
Mengenai hal ini, Rosululloh shallallahu 'alaihi wassallam dalam salah satu haditsnya bersabda : "Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik - tiga kali -. Tidaklah diantara kita beranggapan seperti itu, kecuali Allah akan menghilangkannya dengan tawakal".(HR. Abu Daud : 3411).
Kemudian di hadits yang lainnya, Rosululloh shallallahu 'alaihi wassallam bersabda : "Barangsiapa tidak melanjutkan aktivitas kebutuhannya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena melihat burung atau yang lainnya), maka sungguh ia telah berbuat syirik." (HR. Ahmad : 6748).
Semoga kita semua dan juga yang membaca tulisan ini selalu dilindungi dan dihindarkan dari perbuatan syirik (besar maupun kecil). Aamiin...
Mudah-mudahan bermanfaat yaa...
#sekadarnasehat
Posting Komentar untuk "Ketika Mitos Telah Mendarah Daging"